Bahasa jurnalistik adalah gaya bahasa wartawan dalam penulisan berita untuk menyampaikan informasi kepada publik melalui media massa. Penggunaan bahasa jurnalistik harus sesuai kaidah yang ditentukan. Disamping itu, bahasa jurnalistik mempunyai karakteristik seperti singkat, padat, benar, logis, dan menarik.
Kali ini saya akan menilai dan menganalisis penggunaan bahasa jurnalistik di salah satu media massa. Saya mengambil satu contoh berita dari situs Tempo.co.
Jalur Kereta Lumpuh karena Kebanjiran, Ini Langkah KAI
TEMPO.CO, Jakarta - Curah hujan yang tinggi mengakibatkan Sungai Cisanggarung meluap pada Jumat dinihari, 23 Februari 2018. Luapan air tersebut mengakibatkan daerah yang dilewati oleh jalur kereta api khususnya di jalur Stasiun Ketanggungan–Stasiun Ciledug, tepatnya di KM 252+5/7, tak bisa dilewati.
Vice President Public Relations PT Kereta Api Indonesia (Persero) Agus Komarudin mengatakan peristiwa tersebut pertama kali diketahui oleh warga dan segera dikabarkan kepada petugas Stasiun Ciledug.
Vice President Public Relations PT Kereta Api Indonesia (Persero) Agus Komarudin mengatakan peristiwa tersebut pertama kali diketahui oleh warga dan segera dikabarkan kepada petugas Stasiun Ciledug.
Pada pukul 00.44 WIB, KAI Daop 3 Cirebon membatasi kecepatan kereta sebesar 10 km per jam pada jalur hulu, dan 20 km per jam pada jalur hilir. "Namun, pada pukul 02.45 WIB, baik jalur hulu maupun hilir KM 252+5 sampai 252+00 dinyatakan tidak aman untuk dilewati,” kata Agus dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat, 23 Februari.
Akibat kejadian ini beberapa jadwal keberangkatan kereta dan menjadi terlambat. Selain itu, beberapa jalur kereta api tidak bisa lewati, mengharuskan PT KAI mengalihkan jalur perjalanan sehingga menambah waktu tempuh perjalanan kereta api. Bahkan, beberapa kereta api, PT KAI melakukan overstapen atau mengantar penumpang dengan bus ke stasiun pemberangkatan terdekat.
Menurut Agus, ada sepuluh kereta yang harus mengalami rekayasa pola operasi overstapen. Adapun kesepuluh kereta tersebut adalah Kereta Api (KA) Tegal Bahari tujuan Stasiun Tegal, KA Tegal Ekspres tujuan Stasiun Tegal, KA Tegal Bahari yang seharusnya berangkat dari Stasiun Tegal menjadi berangkat dari Stasiun Cirebon, juga termasuk KA Tegal Ekspres yang seharusnya berangkat dari Stasiun Cirebon Prujakan. Ada pula KA Argo Anggrek tujuan Stasiun Gambir, KA Sawunggalih tujuan Kutoarjo PP, KA Argo Dwipangga, dan KA Argo Lawu, serta KA Taksaka PP.
Ada enam kereta api yang mengalami keterlambatan dari jadwal semula, yakni KA Jaka Tingkir, KA Taksaka 53, KA Taksaka 54, KA Gajayana, KA Argo Lawu Fakultatif, dan KA Argo Dwipangga. Selain itu, KA Purwojaya tujuan Cilacap, KA Progo tujuan Lempuyangan, dan Bima tujuan Gambir, yang harus memutar jalur lewat Tegal–Slawi–Prupuk dengan tambahan waktu tempuh kurang-lebih satu jam bila dibanding lewat jalur normal.
Agus mengatakan bagi para pengguna jasa kereta api, apabila ingin membatalkan tiket yang telah dibeli, KAI akan mengembalikan biaya 100 persen untuk kereta yang terkena dampak banjir. Kemudian, sebagai upaya mempercepat proses pemulihan perjalanan rel kereta, KAI menambah batu balas kricak pada jalur Ciledug–Ketanggungan. Ia memperkirakan pada pukul 17.00 jalur tersebut sudah bisa dilewati kereta dengan kecepatan terbatas.
Sumber : Tempo.co
Menurut hasil penilaian saya penggunaan bahasa jurnalistik pada berita di situs Tempo.co , informasi yang tertera pada berita kurang detail seperti letak Sungai Cisanggarung dan juga ada kalimat yang rancu dan terlalu membuang-buang kata seperti contohnya pada kalimat "Akibat kejadian ini beberapa jadwal keberangkatan kereta dan menjadi terlambat" seharusnya kalimat tersebut tidak perlu menggunakan kata penghubung "dan" karena akan menjadi rancu atau sulit dipahami. Selebihnya, penggunaan bahasa jurnalistik pada berita tempo.co sudah cukup baik dan menarik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar